Benarkah Perempuan Lebih Sulit Membaca Peta dibanding Laki-laki?
Apakah kamu pernah ada dalam situasi ini, guys? Kalau pernah, kamu ada diposisi yang menyetir atau yang menunjukkan arah, hayo? Peristiwa ini mungkin pernah terjadi pada semua orang saat di jalan. Tapi uniknya, ada sebuah stigma bahwa perempuan lebih kesulitan dalam membaca maps dibanding laki-laki. Menurutmu, benar nggak seperti itu? Yuk, kita bahas di artikel ini, ya!
Kemampuan Otak Membaca Peta
Sebelum kita mengungkap benar atau tidaknya, mari kita bahas dulu tentang kemampuan yang kita gunakan ketika ingin menemukan rute lewat peta. Ah, masa iya ada kemampuan khusus cuma buat baca peta? Nyatanya memang ada ya guys! Kemampuan ini disebut kemampuan spasial.
Kemampuan spasial adalah kemampuan manusia untuk membayangkan di dalam pikiran berbagai bentuk benda, dimensinya, koordinat, proporsi, sampai gerakannya. Misalnya nih, ketika kamu diberi arahan, “belok ke kiri di gang yang ada di samping gedung berwarna biru”, kemampuan spasial kamu akan menafsirkan instruksi tersebut. Ada petunjuk, yakni “gang”, “belok kiri”, “gedung biru”. Objek tersebut menjadi penanda agar kamu mengetahui di mana jalan yang dimaksud dengan benar. Nah, begitulah kemampuan spasial bekerja.
Contoh lainnya adalah, misal kita sedang mencari lokasi dari maps di smartphone. Kita akan fokus pada petunjuk-petunjuk seperti arah panah, tempat unik yang bisa menjadi penanda atau patokan, dan objek tertentu. Kemudian, otak kita akan memprosesnya untuk tau arah mana yang harus ditempuh. Maka dari itu, kadang kita butuh waktu untuk membaca maps di smartphone kita, bukan?
Menurut Allan dan Barbara Pease, pasangan yang menulis buku best seller “Why Men Don’t Listen and Women Can’t Read Maps” telah ada “ribuan” studi ilmiah terdokumentasi dan riset pemindaian otak yang mengkonfirmasi bahwa laki-laki memiliki area otak tertentu, yakni lobus parietal atau parietal lobe yang didedikasikan untuk kemampuan spasial.
Selain itu, disebutkan pula bahwa area lobus parietal yang dimiliki laki-laki, secara signifikan lebih besar dibanding yang dimiliki oleh perempuan.
Faktor Perbedaan Jumlah Hormon
Pada dasarnya, perbedaan jenis kelamin sama sekali tidak mempengaruhi tingkat kecerdasan seseorang. Namun, seperti yang kita bahas di atas, ada perbedaan dalam kemampuan spasial, dengan alasan fisik tadi. Nah, selain itu, apakah ada faktor lain yang menyebabkan perempuan lebih kesulitan dalam membaca maps?
Para ilmuwan di Norwegian University of Science and Technology (NTNU) meneliti faktor jumlah hormon testosteron pada laki-laki dan perempuan. Kenapa hormon tersebut? Karena jumlah testosteron antara laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan yang signifikan. Untuk itu, penelitian ini menguji apakah perbedaan jumlah hormon tersebut berpengaruh pada keahlian dalam membaca peta.
Hasilnya, peneliti menyimpulkan bahwa laki-laki lebih cenderung mengambil beberapa jalan pintas pada sebuah rute, dan lebih mengandalkan arah mata angin. Hasil uji dari aktivitas otak juga menunjukkan adanya perbedaan pada bagian yang memproses, di antara otak laki-laki dan perempuan.
Hormon testosteron memiliki peran. Laki-laki yang memproduksi lebih banyak testosteron dinilai lebih efektif dengan kemampuan spasial. Lalu, sebagai data pendukung, dilakukan pula percobaan dengan menambahkan hormon testosteron untuk perempuan. Dari percobaan tersebut, hasilnya menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan navigasi pada perempuan yang diberi tambahan hormon testosteron.
Selain hal tersebut, pada faktor yang berbeda, hormon estrogen yang diproduksi perempuan juga mampu menekan kemampuan spasial. Maka bisa disimpulkan, semakin feminin seorang perempuan, maka akan berpengaruh dengan kemampuannya dalam menavigasi atau membaca peta. Wah, bisa gitu ya!
Itulah tadi penjelasan mengenai kenapa perempuan lebih sulit dalam membaca peta atau maps. Kalau kamu mungkin sering nyasar karena salah ambil jalan, atau istilahnya “buta arah”, jangan minder yak!
Sekarang jadi lebih tau ‘kan kalau kemampuan spasial memang tidak bisa dikuasai semua orang. Jangan khawatir, kamu tetap bisa melatih kemampuan ini kok, dengan kegiatan yang berhubungan dengan objek dan spasial, misalnya menggambar bentuk, bermain puzzle, atau fotografi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar